Senin, 22 Juli 2013

Masa Lalu

MEREKA YANG ADA DIHATIKU
Kala itu beliau datang ke sekolah untuk membayar SPP ku.
Pagi yang cukup indah, di mana aku dan teman-temanku sarapan bersama-sama di tempat yang telah di tentukan. Sarapan pagi itu adalah tempe kecap, dan mie. Saat makan kami bercerita, padahal sebenarnya kita tidak boleh cerita saat makan karena ada aturannya saat makan dilarang bercerita. Salah satu temanku saat bicara dia tersedak. Setelah selesai makan aku dan teman-teman ke X-lab komputer untuk ambil laptop. Dan menuju ke kelas.
Bel pun berbunyi berarti semua putri harus turun dari asrama, saat itu juga aku, ela, dan hasnul ke kelas. Tak lama kemudian kami membaca deklarasi dan dilanjutkan dengan tadarrus. Sebelum guru masuk putra al-farabi mumbuat kelucuan dan membuat kami semua  tertawa. Hal tersebut merupakan kelucuan yang biasa terjadi  setiap paginya di kelas al-farabi. Husnul mengatakan “ egh, skefo na, tinggal sebulan bersama al-farabi!”. Hal tersbut di jawab spontan oleh resky “ kenapa mesti ungkit hal itu ? bukannya sudah dibicarakan sebelumnya untuk tidak lagi mengungkit-ungkit hal itu, karena akan membuat kenangan yang sangat bahagia!!!!” . perpisahan dan kenangan tidak bisa dipungkiri lagi untuk berpisah. Kenangan tak mungkin ada jika tanpa perpisahan, begitu pun sebaliknya. Kenangan, cinta di antara kami, sahabat, pertengkaran, keegoisan, saling berkecamuk dalam kelas al-farabi. 
Kisah yang pertama kumiliki yaitu mempunyai orang-orang yang betul-betul memiliki perhatian yang bisa dibilang di atas rata-rata. Entah kapan lagi aku menemukan seseorang yang mampu seperti mereka. Hanya mereka yang bisa menghiburku disaat aku mendapat masalah, hanya mereka yang ingin mendengarkan curahan hati ku, hanya mereka yang biasa membuatku sangat serius.  Satu orang yang pernah ku buat kecewa, salah satu guru di athirah bone, yang, tak akan kubuat dia kecewa lagi. Berbuat kesenangan yang membuat pikiran kosong tanpa mengingat satu hal pun akan membuat pelajaran berharga dalam hidupku. Entah apa lagi yang akan menjadi pelajaran berharga dalam hidupku selama ku ada di sekolah ini. Ingin ku ulang semua kisah pertama ku saat ku berada disini, karena saat itu pula aku memiliki banyak teman yang sangat dekat dengan ku. Tapi sekarang seakan-akan mereka menjauh dari ku. Aku rindu saat aku pertama di sekolah ini. Air mata berjatuhan saat mengingat hal tersebut.
“Akankah semua kembali seperti dulu?”ucap indah.
“waktu tidak akan pernah terulang! Tapi terkadang kejadian bisa saja terulang kembali tapi tidak dengan waktu dan tempat yang sama!!!”jawabku.
“Aku ingin ini semua tidak berakhir sampai disini!”tambahnya.
“Semua tak akan berakhir, semua kejadian ini akan tersimpan di memori otak kalian semua teman-teman ku!!!”jawab Riska.
Tak lama setelah percakapan itu, bel pun berbunyi tanda semua siswa harus masuk kelas, dan guru mata pelajaran pertama masuk. Ketua kelas untuk hari itu menyiapkan. Setelah menyiapkan kelas, keadaan kelas sejenak langsung menjadi sunyi, seakan tak ada lagi orang yang berada dalam kelas itu.
“kenapa semua diam?”ditha mencairkan suasana.
Keributan mulai terjadi lagi, tapi beruntung pelajaran saat itu adalah bahasa inggris. Beliau pun tidak risih dengan kributan itu, karena beliau sering mendengar keributan yang kami buat. Pelajaran pun dimulai, kami diberi tugas untuk membuat lypsinc, dalam satu kelompok ada dua orang.
“tenang dulu!”kata Sir Adhi.
Sejenak semua diam. “ sekarang diskusikan tugas ini dengan teman kelompok kalian, dan minggu depan di kumpul.”tambah Sir Adhi. Mereka pun mendiskusikannya, dan keadaan kelas kembali ribut. Ada yang duduk dekat akuarium, dan juga ada yang duduk di lantai.
Nini berkata “tetaplah tersenyum dan bercanda seperti ini kawan. Aku akan mengenangnya untuk mu.!”
Mereka hanya tersenyum manis. Dan saat itu pula aku melihat senyum termanis dan senyum terikhlas mereka. Berselang beberapa menit, pelajaran pertama pun selesai. Kami kembali menyiapkan buku pelajaran selajutnya, dan membuat kelas kacau lagi. Kejadian demi kejadian terus berlalu. Pertanyaan selalu terbesit dibenakku “ kapan lagi aku mendapatkan teman-teman seperti ini?”. Saat SMP tak pernah kudapatkan teman yyang seperti sekarang. Penuh perhatian dan kasih sayang.
Saat kami berkumpul kami bercerita, tentang kehidupan kami masing-masing.
“mendengar cerita kalian, rasanya aku masih lebih beruntung dari kalian, kalau masalah dalam keluarga.”ucapku
“kalau kamu beruntung, kamu pasti pernah shalat berjamaah dengan keluargamu! Sedangkan aku tidak pernah sama sekali, kami sibuk dengan urusan kami sendiri.” Ungkap  ela.
“tapi itu yang  membuat kalian mandiri, sudah pernah menggalami hal yang sangat sulit, dan kalian mampu lewati semua itu.”jawabku.
Ke esokan harinya, tak terasa detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu, telah kami habiskan hanya untuk bercerita tentang diri kami masing-masing.
“TTTTTEEEEEETTTTTTTT!!!!!”bel berbunyi
Saat bel berbunyi tanda pelajaran telah selesai dan waktunya untuk istirahat pertama. Aku membereskan barang-barang yang ada di atas mejaku, begitupun ela dan hasnul. Setelah semuanya rapi aku pergi dengan mereka. Aku juga punya sahabat yang lebih akrab lagi dan sudah ku anggap seperti saudara kandungku sendiri. Dia adalah riska, asnu, dan diza. Mereka sifatnya hampir sama dengan teman sekelasku ku. Banyak kejadian yang mampu membuat ku marah karena ulah konyol mereka. Sahabat-sahabat ku ini sering membuatku merasa seperti orang yang bodoh karena lagi-lagi ulah mereka. Merusak tempat tidur yang baru selesai ku rapikan, menyembunyikan baju-bajuku saat aku ulang tahun, dan membuatku sangat dan sangat jengkel kalau dia mengejekku.
Saat berada disekolah aku lebih dekat dengan ela dan hasnul, karena mereka teman kelasku. Mereka berdua ini merupakan teman sakitku. Saat berada di asrama aku lebih dekat dengan sahabat-sahabat ku. Karena mereka selalu cerita kejadian saat mereka berada di sekolah, kejadian saat mereka di rundung kesedihan. Namun pada saat perolingan kamar, kami berempat berpisah, hanya riska dan asnu yang satu kamar. Aku dan diza juga berbeda kamar sedangkan aku sekamar dengan Ela. Dan menurutku mereka lebih dari indah.
Kembali ke kelasku, keadaannya masih sama. Saat ingin menuruni tangga bersama ela dan hasnul aku bertemu dengan ketiga sahabat ku. Jadi, kami pergi bersama-sama ke gedung sebelah untuk minum susu dan sekaligus makan snack. Kami duduk bersama dikoridor gedung sebelah.
Bel berbunyi tanda masuk kelas dan jam istirahat telah selesai. Aku, ela, dan hasnul segera bergegas menuju kelas, “ aku duluan ya, soalnya masih banyak yang ingin dikerjakan lagi.” Ungkap ku.
“iya, hati-hati dijalan yah. Perasaan ku kali ini lagi gak enak. Hehehehewkwkwk.!” Ucap diza disertai candaannya.
Saat berjalan bersama ela dan hasnul, ada pak arman yang menghadang kami dengan mobil. Dia membuat mobil yang ia kendarai maju dan mundur, sehingga kami tidak bisa lewat. Ela dan hasnul sudah meninggalkan ku. Aku terdiam sejenak saat melihat seseorang yang memakai seragam hijau tua. Aku menghiraukan pak arman dan memerhatikan orang yang di depan TU itu, dan aku melihat tas yang dibawanya, aku teringat dengan tas ayah ku.
Aku berkata“pak arman ayah ku datang. Dia ada di depan TU.”
Pak arman mengalihkan pandangannya ke depan TU dan memang betul ada orang tua murid disana. Pak arman memberiku jalan dan tak lagi memajukan dan memundurkan mobil yang ia kendarai. Ela dan hasnul masih menunggu. Aku beritahukan bahwa “Di sana ada ayah ku, aku ingin menemuinya. Jadi kalian langsung saja ke kelas, nanti capek menunggu loh.” Ucap ku. Mereka berdua mengangguk sambil tersenyum menatapku. Langka mereka meninggalkan ku di tempat itu dan aku segera menemui ayahku.
Tiba-tiba aku kepikaran dengan raporku yang belum ditanda tangani.
” minta tolong dulu tanda tangani raporku!”
“mana rapornya?” sambil mengeluarkan pena dari tasnya.
Dengan polos aku menjawab “ ada di asrama.”
“cepat ambil, ayah masih banyak urusan di kantor dinas.”ungkapnya.
Aku  dengan cepat melangkah kan kaki ku menuju asrama dan tak lupa meminta izin terlebih dahulu kepada guru yang piket. Setelah mengambilnya dalam loker, aku kembali ke depan TU, bertemu dengannya.
Sambil memegang pena “mana yang mau di tanda tangani?”
Aku mengeluarkan secarik kertas yang bertorehkan tinta hitam di atasnya dan memperlihatkan kepadanya.
“kenapa nilanya lebih rendah dari semester 1?” beliau menatap kertas itu dengan wajah sedih.
“kalau biologi memang rendah karena hasil UTSnya rendah. Terus kalau bhs. Arab, karena aku kurang paham.” Jawabku.
“kalau begitu belajarlah dengan giat! Jangan pikirka apa pun, pikir saja apa yang kamu harus  pikirkan, seperti belajarmu dll. Tidak usah pikir yang diluar.”
Aku menjawab dengan air mata yang hampir mengalir di pipi ku akibat mendengar perkataan tersebut.
“kamu mandiri, kamu pasti lebih bisa lagi dari pada temanmu yang beasiswa!!”lanjutnya disertai motivasi.
Luapan air mata tak mampu terbendung lagi. Air mata ini pun menetes di pipi, dengan suara yang terisak-isak aku menjawab “ aku pasti bisa dan akan menjadi orang yang lebih baik dari mereka.”
“ayah perlu bukti disemester ini”
“baiklah” jawabku dengan singkat.
“kamu sudah lelah bersekolah sini dan ingin pindah sekolah?”beliau bertanya.
” saya masih mampu untuk bertahan, dan kalau pun saya tidak bisa bertahan akan ku coba terus-menerus hingga aku mampu bangkit lagi dan bertahan sampai 3 tahun kedepan.”ucapku.
“terima kasih nak. Ayah bangga akan kteguhan hati mu. Ayah pulang dulu!”ucapnya.
Aku mengulurkan tangan dan memintanya lagi untuk membelikanku obat. Langkah kakinya perlahan meninggalkan ku. Suara deru motor perlahan meninggalkan sekolah ku. Kembali aku dalam kesendirian tanpa orang tua. Saat aku kembali ke kelas hasnul bertanya kepada ku “ kenapa mata mu sembab?”. “Hmmmm…tidak apa-apa!” jawabku. Aku kembali duduk di bangku ku, dan alhamdulillah guru mata pelajarannya belum datang. Aku kembali merenungi perkataan ayahku, aku berrpikir kenapa aku tidak bisa menjadi seperti arisaldi yang pandai bicara depan umum dan dikenal oleh semua orang karena kecerdasannya? Kenapa aku tidak bisa jadi kak Ahmad yang sangat pintar membagi waktunya, dan sangat bisa dalam hal analisis? Sejenak terbesit dalam benakku “ kenapa aku tidak bisa jadi seperti mereka?”. Saat aku termenung sendiri, tak sadars salah satu siswa al-ghazali menginformasikan bahwa ada tugas yang ingin di kerjakan. Aku mengambil buku dan alat tulisku yang ada di dalam tas. Tak lama fikri dan ahmad membuyarkan lamunanku setelah mengambil alat tulis menulisku dengan membuat kelucuan di kelas. Aku tertawa melihat ttingkah mereka yang membuatku geli. Hasnul yang berada di dekat ku memukul ku karena tak tahan dengan kelakuan yang dibuat mereka. Hasnul kalau ketawa biasanya memukul. Jadi selama dia ada disampingku dan tertawa aku pasti menderita setengan batin.
Jam menunjukkan pukul 14.30 WITA dan bel berbunyi
“TTTTTTTEEEEEEETTTTTTTTTT”
Selesai mengganti baju aku beranjak dari tempatku berdiri dan kemudian menuju ke tempat tidur ku. Sebenarnya apa yang kurang dari diriku yang tak mampu untuk membahagiakan mereka. Usaha yang kulakukan sudah sangat di atas rata-rata, tapi kenapa seakan-akan aku tak mampu untuk melakukan semua itu. Tapi aku rasa semangat belajarku masih setengah-setengah, karena aku rasa aku belum mampu temukan cara belajarku yang mengenakkan hati ku. Aku beruntung berada disini banyak orang yang mampu menghiburku, jadi tidaklah terlalu kelihatan bahwa aku sedang dalam keadaan yang tak baik. Senyum pun biasanya hanya terpaksa, apalagi saat mengingat apa yang sudah di katakan ayahku. Malu ? jika diberi pertanyaan seperti itu aku akan menjawab sangat malu. Karena dengan usahanya yang begitu keras ayahku mampu untuk membiayai semua keperluanku. Tak tahu balasan apa yang setimpal untuk menggantikan semua yang pernah beliau lakukan untukku. Sudah banyak yang mereka janjikan kepadaku agar aku mampu lebih semangat lagi untuk belajar, tapi apalah daya ku saat ii, aku hanya mampu sampai pada kemampuan yang ku miliki sekarang. Entah itu dibawahh rata-rata, atau pun masih standar. Aku rasa tak ada lagi yang mampu ku pertahankan.
Keesokan harinya adalah pengumuman OSN tingkat Provinsi, yang lulus adalah Yusril. Aku turut bangga mendengarnya, dan aku sejenak berpikir pastilah orang tua Yusril akan sangat bangga padanya. Yusril pantas mendapatkannya, karena dia berusaha keras dan tak pantang menyerah untuk terus belajar. “TTTTEEEEEEEETTTTTTTTTTT” bel berbunyi pelajaran selesai. Aku bertemu dengan wali kelasku saat menuruni tangga. Beliau bertanya pada ku masalah pengumuman OSN tadi.
“tidakkah kau malu dengan pencapaian yang sudah dia dapatkan?”
“malu, pastilah sangat malu. Aku sudah hampir setahun disini tak ada satu pun piala atau pun piagam yang mampu kuberikan untuk sekolah ini.”ungkapku
“buktikan kau mampu dan bisa mengikuti jejak Yusril.!”serunya kembali, dan kemudian langkah kakinya perlahan meninggalkan tempat dimana ku berdiri.
Aku tepikirkan lagi dengan ucapan ayahku kemarin. kenapa aku  mesti berlarut dalam kesedihan dan keterpurukan yang tambah membuatku berpikiran yang tidak-tidak. 
Beberapa hari lagi US dimulai. Aku sibuk mencari nilai ku yang belum tuntas, dan aku beri amanah untuk mengisi kart kontrol yang sudah diberikan oleh wali kelas. Satu minggu sebeelum US aku sangat sibuk dan aku rasa tak ada lagi kesempatan untuk istirahat. Beruntung teman-teman di kelas tidak ada yang cuek akibat kesibukan masing-masing.
H-4, kelasku mengadakan forum, menegnai masalah ditha dan reski, yang seakan-akan menjauh dari kami semua. Ditha dan reski kadang ke kelas orang lain dan hanya mengerjakan hal yang tidak penting. Pagi-pagi mereka sudah teriak-teriak di kelas orang lain, putri kelas al-ghazali merasa risih dengan kehadiran mereka pagi-pagi di kelasnya. Apa mereka juga tidak tersinggug dengan perkataan siswa al-ghazali “kelas ini bukan kelas anda kan? Jadi tolong tinggalkan kelas ini.” Hal ini membuat ditha dan reski merasa terpojokkan. Karena mereka merasa tak pernah di perhatikan oleh kami, bahkan ditha dan reski pun pernah adu mulut dengan anis. “jika kalian semua tidak kembali pada keadaan awal kalian semua berada disini, akur, rukun, dan tidak ada keegoisan, maka rapor untuk semester II akan saya tahan sampai kalian benar-benar berdamai.”ungkap pak basri.
H-2 tugas ku semua sudah mulai rampung. Hanya tinggal satu tugas lagi yang wajib aku selesaikan, agar tak ada lagi yang mengganggu ku sementara US. Sore hari, aku ikut bersama bu eni, bu ayu dan sir didin ke Surya Indah. Aku ingin membelikan kado untuk adikku, yang akan 17 juni nanti. Aku membelikannya jam alarm klasik warna silver. Malamnya, aku menyelesaikan tugas ku dan mengirimnya ke e-mail guru ku. Akhirnya semuanya sudah rampung, dan besok aku akan mulai belajar dan tanggal 3 nanti aku akan bertempur dengan soal-soal yang pasti akan sangat berat untuk dikerjakan. BBBEEEEBBBBAAAAASSSSSS!!!!!!
PERTEMPURAN DI MULAI..!!!!^_^